PENGERTIAN BUNUH DIRI DAN SEJARAHNYA
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan, individu secara sadar dan berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Perilaku bunuh diri meliputi isyarat-isyarat, percobaan atau ancaman verbal, yang akan mengakibat kan kematian, luka atau menyakiti diri sendiri.
Motif Bunuh Diri
Motif bunuh diri ada banyak macamnya. Disini penyusun menggolongkan dalam kategori sebab, misalkan :
1. Dilanda keputusasaan dan depresi
2. Cobaan hidup dan tekanan lingkungan.
3. Gangguan kejiwaan / tidak waras (gila).
4. Himpitan Ekonomi atau Kemiskinan (Harta / Iman / Ilmu)
5. Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan.
1. egoistic suicide (bunuh diri karena urusan pribadi),
2. altruistic suicide (bunuh diri untuk memperjuangkan orang lain), dan
3. anomic suicide (bunuh diri karena masyarakat dalam kondisi kebingungan).
Sejarah Bunuh Diri
Bunuh diri, atau “pembunuhan diri,” dipandang sebagai kematian yang terhormat di zaman kuno di bangsa Romawi. Pada abad pertengahan jumlah orang bunuh diri tinggi, namun bunuh diri dari mayat yang dimutilasi dan dikubur tidak ditempatkan dengan terhormat.
Lalu ada pula seppuku atau harakiri. Seppuku merupakan salah satu adat para samurai terutama jenderal perang pada zaman bafuku yang merobek perut mereka dan mengeluarkan usus mereka agar dapat memulihkan nama mereka atas kegagalan saat melaksanakan tugas, misalnya telah kalah berperang.
Pencegahan
- Kita memiliki kekuatan
- Cobaan tak akan melebihi batas kemampuan kita
- Hidup masih panjang
- Hidup bisa berubah
CONTOH ROLE PLAY :
DILEMA ETIKA
>>>>>>> (KASUS_BUNUH_DIRI)
PEMERAN :
1.
DOKTER
2.
PERAWAT_1
3.
PERAWAT_2
4.
PASIEN
5.
BAPAK
6.
IBU
7.
NARATOR
A.
PROLOG
Pada suatu hari, di Rumah Sakit
Daerah ada seorang pasien bernama (******), dia berusia 19tahun yang mencoba
melakukan tindakan bunuh diri karena nilai ujiannya tidak sesuai yang
diharapkan. Dia mencoba melukai
dirinya dengan menyayat tangannya dengan benda tajam. Kemudian, aksinya tersebut
digagalkan oleh orang tuanya.
Bapak : jangan nak, jangan,,, itu
perbuatan dosa,,,
Ibu : jangan anakku, kenapa kamu
seperti ini nak,,
Pasien :
pergi,, jangan mendekat,,, aku sudah tidak tahan hidup di dunia yang kejam ini,
semuanya tidak adil kepadaku,,,
Bapak :
bu,, cepat panggil perawat bu,, cepat,,,
Ibu :
iya pak,,,
(MENEMUI PERAWAT DI RUANG KEPERAWATAN)
Ibu :
sus/mas,, tolong saya sus/mas,, anak saya mau melakukan percobaan bunuh diri,,,
ayo sus/mas,, cepat,,
Perawat_1 :
iya bu,, mari kita ke sana,,,. Hallo mbak, tolong hubungi dokter ke kamar no.18
ruang mawar, ada pasien yang mau melakukan tindakan bunuh diri, secepatnya
mbak,,,. (sambil berlari mengikuti ibu pasien menuju ruangan)
(SAMPAI DI RUANGAN)
Perawat_1 : jangan dek,,,, . apa yang kamu
lakukan,,??
Pasien :
biarin sus/mas,, saya sudah tidak kuat mengalami derita ini, saya sudah
tidak tahan hidup.
Perawat :
tapi tindakanmu ini tidak benar, jangan sampai kamu menyesal nantinya,
ingatlah, masih ada orang – orang di sekelilingmu yang menyayangimu.
Pasien :
biarkan sus/mas, jangan ikut campur, pergi, biarkan aku mati, aku sudah tidak
kuat. (menangis dan berontak)
(KEMUDIAN DOKTER DAN PERAWAT_2 DATANG)
Dokter :
permisi,, ada apa ini,,, kok pada rebut,,????.
Perawat_1 : ini dok, pasien mencoba untuk melakukan
bunuh diri dengan menyayat tangannya.
Dokter :
benarkah itu yang dikatakan oleh suter/mas (*******) itu,,,,???.
Pasien :
iya dok, saya sudah tidak tahan dengan hidup ini.
Dokter :
letakkan pisau itu dek (*******) , jangan sampai kamu melukai dirimu sendiri,
itu salah, ingatlah kedua orangtua adek yang menyayangi adek di sini, lihatlah
mereka yang khawatir denganmu.
Perawat_2 : ayo dek letakkan pisaunya, kita bisa
bicarakan baik-baik masalah adek, nanti biar dicarikan jalan keluarnya.
Bapak :
ayo nak, letakkan pisaunya, bicarakan baik-baik dengan dokter, biar nanti
dicarikan jalan keluarnya.
Ibu :
ayo nak, jangan begitu, letakkan pisaunya.
Pasien :
menangis (meletakkan pisau)
Dokter :
sus/mas, singkirkan pisau,gelas dan benda yang bisa membuat pasien melakukan
bunuh diri lagi.
Perawat_1 :
iya dok.
Dokter :
sus/mas, berikan adek (******) obat penenang.
Perawat_2 :
iya dok.
Perawat_2 :
(mendekati pasien). Dek (*****), ini obatnya diminum dulu biar keadaan adek
tenang.
Pasien :
(meminum obat).
Perawat_2 :
gimana rasanya dek????
Pasien :
sudah agak mendingan sus/mas
Perawat_2 :
silahkan dokter.
Dokter :
dek (*****), apa yang kamu lakukan tadi salah. Jangan diulangi lagi ya dek
(****).
Pasien :
iya dok.
Dokter :
kalau boleh tahu, dek (*****) ini muslim atau bukan…???.
Pasien :
iya dok, saya muslim.
Dokter :
tahu dosa tidak,,,???.
Pasien :
iya dok, saya tahu.
Dokter :
lalu, kenapa adek tadi mau bunuh diri..?? itu kan juga dosa..??
Pasien :
iya dok, karena saya putus asa dan saya merasa tidak adil dengan hidup ini.
Dokter :
kalau boleh tahu, apa yang membuat dek (*****) putus asa dan merasa hidup ini
tidak adil buat adek,,,???.
Pasien :
saya putus asa karena nilai hasil ujian saya turun dok, dari peringkat satu
turun menjadi peringkat dua, saya merasa gagal dok.
Dokter :
ouh jadi begitu. Adek tahu tidak, dulu dokter juga seperti adek, merasa tidak
puas jika hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan. Tapi peringkat adek
kan masih bagus, dari peringkat satu menjadi dua kan
masih bagus dek. Coba bayangkan teman-teman adek yang kepengen pintar dan mendapat
nilai seperti adek..?? apa mereka juga melakukan tindakan
bunuh diri seperti adek karena merasa kurang pintar,,,??? Tidak kan,,,,????.
Pasien :
tidak dok.
Dokter :
nah, itu berarti adek salah mengenai hal itu. Adek terlalu terobsesi, makanya
adek merasa kurang puas dengan hasil adek.
Pasien :
iya dok, saya tidak akan mengulanginya lagi, saya kurang bersyukur dengan
apa yang diberikan oleh Allah kepada saya, terima kasih dok, karena dokter
sekarang saya jadi sadar.
Dokter :
ia
sama-sama. Yasudah, kalau begitu. Sus/mas
tolong adek (******) ditemani dan dibimbing ya.
Perawat_1 :
iya dok.
Dokter : sebelum saya pergi, apa ada yang ingin disampaikan
oleh bapak/ibu,,???
Ibu : tidak ada dok, sepertinya saya sudah mengerti apa
yang dialami oleh anak saya.
Bapak : nanti biar kami coba melakukan
pendekatan dan komunikasi secara kekeluargaan dok, karena mungkin selama ini
kami sebagai orang tua kurang mengajarkan anak kami tentang keagamaan dok.
Dokter :
yasudah. Bapak,ibu saya permisi dulu, nanti kalau ada apa-apa, bilang saja pada
suter/mas (******) nanti biar dia yang membantu.
Bapak&Ibu :
iya dok, terimakasih.
Dokter :
yasudah kalau begitu , assalamualaikum.
Semua :
waalaikumsalam.
Bapak&Ibu :
sus/mas, tolong bantu anak saya supaya dia seperti biasanya.
Perawat_1 :
iya, bapak&Ibu tenang saja, saya akan berusaha semaksimal mungkin.
Ibu : mari kita coba bicara dengan anak saya sus/mas.
Perawat_1 : iya bu, mari.
(MENDEKATI PASIEN)
Perawat_1 : selamat pagi dek (******).
Pasien : selamat pagi sus/mas.
Perawat_1 : sebelumnya adek sudah mengenal
saya,,,???
Pasien : belum sus/mas.
Perawat_1 : perkenalkan saya perawat (*****) yang
berjaga dari jam 7.00 sampai jam 14.00 siang nanti, jadi kalau ada apa-apa
adek/kedua orang tua adek bisa memanggil saya di ruang keperawatan.
Pasien : iya sus/mas , terimakasih.
Perawat_1 : bagaimana keadaan adek setelah dokter
menjelaskan bahwa tindakan adek tadi sangat salah kaprah,,,???
Pasien : iya sus/mas, saya sadar bahwa
saya keliru, saya tidak berfikir panjang tentang tindakan saya tadi.
Perawat_1 : iya dek, semua tindakan yang kita
lakukan memang harus dipikir panjang terlebih dahulu sebelum nanti kita
menyesal di akhirnya. Toh jika adek bunuh diri masalah dunia mungkin menurut
adek akan selesai, namun asal adek tahu, Allah tidak menyukai umatnya yang
putus asa apalagi bunuh diri, hidup di dunia hanya sementara dek, jadi adek
harus memanfaatkan kehidupan ini dengan sebaik-baiknya.
Pasien : iya sus/mas, saya mengerti, saya
tidak akan melakukan perbuatan itu lagi.
Perawat : sebelum saya tinggalkan, apa ada
yang ingin disampaikan kepada saya dek (*****),,,,,????
Pasien : saya ingin meminta maaf kepada
kedua orang tua saya mas/sus.
Perawat_1 : iya silahkan.
Pasien : bapak,ibu,, maafkan saya ya,,
saya tidak memikirkan akibatnya,, maafkan saya pak,bu,, saya tidak akan
mengulanginya lagi, saya janji. (MENANGIS)
Bapak&Ibu : iya nak, kami sudah memaafkanmu, lain
kali kalau ada masalah dibicarakan baik-baik ya,, jangan gegabah seperti ini
lagi.
Pasien : iya pak,bu,, .
Perawat_1 : yasudah bapak,ibu,,,, nampaknya kondisi
dek (******) sudah agak mendingan, jadi saya mohon permisi dulu mau kembali ke
ruang keperawatan, karena kebetulan juga waktu saya berjaga sudah habis.
Pasien : kenapa harus diganti sus/mas,,
kan kita baru kenalan, masak harus berpisah sampai disini sih,,,???? (SEDIH)
Perawat_1 : iya dek, karena ini saatnya oper tugas,
adek tidak usah khawatir, besok kita akan bertemu lagi kok.
Pasien : iya sus/mas,, terima kasih.
Perawat_1 : yasudah kalau begitu, bapak,ibu dan
adek,, saya permisis dulu assalamualaikum.
Semua : waalaikumsalam.
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%SEKIAN%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar